Rabu, 25 Mei 2011

Accepted (2006)


Review dan Sinopsis
“Masyarakat mempunyai peraturan, dan aturan pertama adalah  kamu harus berkuliah. Kamu mau kehidupan bahagia dan sukses, kamu harus berkuliah. Jika kamu mau menjadi ‘seseorang’, kamu harus berkuliah. Jika kamu ingin membaur, kamu harus berkuliah (Jack Gaines, 2006).”

Apakah hal diatas terdengar menyeramkan? “Kamu harus berkuliah!” Tapi tak satupun universitas yang kamu masuki mau menerimamu. Isn’t that ironic? “Maafkan kami, anda belum dapat kami terima tahun ini. Cobalah lagi tahun depan.” Lalu, apakah saya tidak bisa mendapat kehidupan bahagia dan sukses? Apakah saya tidak bisa menjadi ‘seseorang’? Apakah juga saya menjadi bagian yang tersingkir? “Tidak!” Katakan itu dengan keras dan lihatlah film ini. Setidaknya di film ini anda tidak akan melihat sekumpulan pemuda-pemudi pengangguran. Film ini akan bercerita tentang sekumpulan pemuda-pemudi yang baru saja lulus dari SMA/sederajat dan tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena tidak ada yang mau menerima mereka di universitas yang mereka daftarkan. Tapi, bukan sampai di situ saja lalu berakhir, mereka, dengan segala upaya akhirnya membuat agar mereka tampak pergi kuliah dan itulah yang mereka lakukan. Dan agar tampak nyata, mereka mempersiapkan semuanya mulai dari gedung perkuliahan, dekan dan mahasiswa-mahasiswi palsu (pada awalnya), agar orang tua mereka percaya. Can’t you believe it? They make their own college!

Let’s meet Bartleby Gaines. Karena film ini menceritakan bagaiamana ia, bersama keempat temannya mendirikan universitas mereka sendiri dengan dasar-dasar yang telah saya sebutkan diatas. Tapi, semua rencana yang telah mereka susun rapi akhirnya terbongkar. Keberadaan universitas palsu itu diketahui banyak orang dan akhirnya banyak orang yang mendatangi mereka. Anda tahu apa yang mereka inginkan? Mereka juga ingin berkuliah. Sama seperti kelima orang tersebut, mereka juga tidak diterima di universitas yang mereka daftarkan. Hanya di South Hampton Institut of Technology mereka diterima. Ya, di universitas yang didirikan oleh kelima orang tersebut. Berawal hanya ingin lari dari orang tua mereka karena tuntutan untuk berkuliah, akhirnya mereka diharuskan menerima ratusan orang tersebut dan memberikan pada mereka kuliah. Singkatnya, dengan terpaksa dan rasa kasihan, kelima orang tersebut, menetapkan hati untuk berkata, “Yes, we accepted you! You’re very welcome in here.” Dan terisilah universitas dengan nama South Harmon Institut of Technology, yang kelima orang tersebut dirikan dan diaku sebagai anak dari Harmon University, dengan para mahasiswa.

Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi (Hisrich dkk, 2005). Apa yang dikatakan teori tersebut telah dilakukan semua oleh Bartleby dkk. Mereka menciptakan universitas mereka sendiri dengan cara mereka sendiri. Lalu, pertanyaannya sekarang jika mendirikan universitas merupakan sebuah kewirausahaan, dimana inovasi mereka tampakkan? Inovasi merupakan istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Schumpeter pada tahun 1934, dan menyebutkan bahwa inovasi dipandang sebagai kreasi dan implementasi ‘kombinasi baru’ (Helmy, 2009). Dan kalian tahu cara mereka dalam menetapkan kurikulum yang belum kami ceritakan sebelumnya? Mereka memberikan sebuah white board besar dengan judul “What Do You Want to Learn?” Dimana kalian akan menemukan universitas dengan cara seperti itu? Dan lebih mencengangkan lagi, mereka mempraktekkannya dengan mengabulkan permintaan tersebut. Ada di dalam film tersebut seorang mahasiswa menuliskan bahwa ia ingin mempelajari tentang skateboarding, maka dibelilah peralatan untuk melakukannya. Sebuah board besar berbentuk setengah lingkaran dan itu untuk para mahasiswa yang ingin mempelajari tentang skateboarding.
Menurut kalian apa yang membuat mereka dapat melakukan inovasi tersebut? Apakah karena tuntutan peran? Ataukah karena mencontoh yang telah dilakukan orang lain? Karena semua jawaban itu salah, mari kami jelaskan dulu tentang kreativitas. Menurut Zimmerer, Scarborough dan Wilson dalam penelitian mereka di tahun 2008, kreativitas merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara-baru untuk melihat masalah dan kesempatan. Lalu, ada pula pendapat Theodore Levitt dari Harvard University, kreativitas adalah memikirkan hal-hal baru, sedangkan inovasi melakukan hal-hal baru. Jadi, dengan kreativitas,seorang entrepreneur mampu menampilkan inovasi (Wijatno, 2009). Ada lagi penelitian dari Utami Munandar pada tahun 1977 di Indonesia menyebutkan ciri-ciri kepribadian dari kreativitas yang dianggap oleh orang Indonesia, yaitu:
1.      Mempunyai daya imajinasi yang kuat.
2.      Mempunyai inisiatif.
3.      Mempunyai minat luas.
4.      Mempunyai kebebasan dalam berfikir.
5.      Bersifat ingin tahu.
6.      Sealu ingin mendapat pengalaman-pengalaman baru.
7.      Mempunyai kepercayaan diri yang kuat.
8.      Penuh semangat.
9.      Berani mengambil resiko.
10.  Berani berpendapat dan memiliki keyakinan (Akbar-Hawadi, 2001).

Dan jika anda telah selesai menonton film ini, maka anda akan mengerti mengapa kami menyebut para pendiri South Harmon sebagai orang dengan kreativitas tinggi.

Mari kita lanjutkan ke cerita film itu lagi. Masalah mulai berdatangan ketika, Harmon University yang sedang ingin meluaskan area kampus menggugat mereka (karena letaknya memang berdekatan). Mereka mengadakan ‘Parent’s Day’ palsu dan lalu membongkar kebenaran yang bahwa universitas tersebut bukanlah anak dari Harmon University. “South Harmon Institut of Technology is unreal!” itulah yang mereka katakan pada setiap orang tua yang hadir pada hari itu dan tentu saja, setelah rahasia terbongkar, mereka ditinggalkan.

Alih-alih menyudahi impian untuk berkuliah, Bartleby Gaines malah berniat melanjutkan rencana ini. Ia berniat untuk membuat universitas ini nyata. Ia menemukan surat dari pengadilan untuk mengakreditasi unversitas-nya. Berangkatlah ia bersama keempat temannya beserta dekan universitasnya ke pengadilan dengan harapan bahwa universitasnya menjadi nyata (terakreditasi). Datang juga dalam pengadilan tersebut mahasiswa-mahasiswi yang telah diterimanya dan tentu saja musuh terbesar mereka, Harmon University. Debat yang panjang terjadi antara ketiga pihak (Bartleby Gaines dkk, Harmon University dan pengadilan), dan tebak apa keputusan pengadilan? Mereka disetujui untuk melanjutkan universitas tersebut dalam masa percobaan 1 tahun sebelum mendapatkan akreditasi yang sebenarnya. And everybody in that room is exited except Harmon University side’s.

Ini adalah kutipan pembelaan Bartleby dihadapan para juri. “Bagaimana menurut anda orang tua? Apakah sistem telah benar-benar bekerja? Apakah sistem telah mengajarkan pada kalian untuk menuruti apa kata hati kalian atau hanya bermain aman? Dan bagaimana menurut kalian para juri? Apakah kalian benar-benar ingin berada di sekolah administrasi? Atau mungkin kalian sebenarnya ingin menjadi seorang poetry? Atau menjadi pesulap ataupun seniman? Atau mungkin anda hanya ingin berjalan-jalan keliling dunia? Maafkan aku karena telah berbohong pada kalian semua tentang universitas ini. Dan terutama untukmu, ayah. Aku benar-benar dalam keadaan strees waktu itu namun keadaan tersebut menghasilkan hal yang menakjubkan dan penuh dengan tanggung jawab. Dan bukankah tanggung jawab yang kalian semua orang tua inginkan dari kita? Kami kesini memang untuk meminta akreditasi dari kalian, tapi sesuatu terjadi, dan saya sudah tidak peduli lagi. Siapa yang peduli dengan akreditasi dari kalian? Kita tidak membutuhkan akreditasi dari kalian untuk membuktikan bahwa universitas kami nyata. Ada banyak sekali kebenaran yang ada di dunia ini. Dan South Harmon adalah salah satunya. Terserah anda suka atau tidak, kami tidak peduli. Kami tidak membutuhkan dosen ataupun ruang kelas. Kami tidak membutuhkan tradisi dan uang untuk belajar. Yang kami butuhkan hanya sekumpulan orang dengan keinginan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan saya yakinkan, bahwa itulah yang akan kita dapatkan di South Harmon. Silahkan tolak kami, namun kami tidak akan pernah lupa ide-ide dalam kepala kami bahwa kami tetap hidup dan tempat kami, South Harmon. Jadi, silahkan tolak kami, karena kami sudah benar-benar tidak peduli (Bartleby Gaines, 2006).”

Daftar Pustaka
Akbar-Hawadi, Reni. 2001. Psikologi Perkembangan Anak: Mengenali Sifat, Bakat dan Kemampuan Anak. Jakarta: Grasindo.
Helmi, Avin Fadilla. 2009. Bagaimana Menciptakan Inovasi Produk? Buletin Psikologi Volume 17, No. 1, 2009: 1-10. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Hisrich, Robert D. Peters, Michael P. Shepherd, Dean A. 2008. Entrepreneurship 7th ed. Boston: McGraw-Hill.
Pink, Steve. 2006. Accepted. California: Universal Pictures.
Wijatno, Serian. 2009. Pengantar Entrepreneurship: Anak Indonesia pun Bisa Menjadi Usahawan Dunia! Jakarta: Grasindo.

Senin, 09 Mei 2011

sebuah kelas yang dalam proses mengerti manusia (part 2)

lalu apa sih yang kalian harapkan dari manusia itu? hatinya? asal mula bahwa mereka juga manusia? atau karena itu keluargamu lalu baru kamu memperhatikannya? atau itu memang nilai-nilai yang kamu pegang sebagai manusia untuk tetap menghargai orang lain walaupun orang tersebut tetaplah rakus?

mereka juga manusi pak. tempat salah dan dosa

ya, memang itu teori secara agama. values di masyarakat pun mengatakan begitu, TAPI MEREKA MEMUJANYA! MEREKA MENYEMBAHNYA DENGAN SEPENUH HATI SAMPAI MATI! itu manusia yang kalian bela tadi? seperti itu namanya manusia?
kita, semenjak zaman nenek moyang kita telah mengenal kerasukan. kalian ingat tentang kisah Adam yang turun ke bumi setelah memakan buah terlarang?

ingat dong pak. sejak kecil sudah dicertakan ke kami

kalian tau mengapa Adam bisa berbuat seperti itu?

karena setan telah menggodanya

kalian menyalahkan setan? atas dasar apa kalian bisa bicara seperti itu?

karena memang menurut ceritanya seperti itu pak

waaah, kalian berbicara seperti kalian ada di sana. toh, itu cerita bukan? kalian tidak ada disana untuk melihat dengan mata atau kacamata kalian sendiri kan? kenapa kalian bisa berbicara seperti itu? manusia, sebagaimana pada umumnya, memiliki berbagai kecenderungan dalam berbuat. mereka, memiliki sifat ingin selalu mengetahui, yang padahal mereka sudah diberi tahu, ITU TERLARANG! lalu, apa yang menyebabkannya seperti itu?

rakus! kerakusan!

ya, sekali lagi saya perjelas, KERAKUSAN!