Sabtu, 02 April 2011

sebuah kelas yang dalam proses mengerti manusia (part 1)

selamat siang anak-anak, apa kabar? bukankah panas siang ini ya? hha. saya juga merasakannya belakangan ini. panas bukan main, sedangkan di negeri jauh sana ada yang sedang berusaha memanaskan keadaan dengan berteriak keras-keras, "HAM!" yang sebetulnya hanya dalih untuk menguasai. ya, walaupun begitu, tampaknya kita tetap harus melanjutkan kuliah. apa bahasan kita hari ini?

presentasi kelompok pak! hari ini kelompok kedua

o, ya? wah, ternyata saya akhir-akhir ini sering melupakan sesuatu. namun, baiklah. bagaimana jika kita hari ini berdiskusi saja. bagaimana?

berdiskusi?

iya, berdiskusi. kita diskusikan mengapa manusia begitu rude serta reckless

wah, kayak The Slackers tuh pak. you have to be rude and reckless, hha

yak, tepat sekali. seperti yang dikatakan The Slackers. you have to be rude and reckless. tapi bukan dengan serta merta itu diartikan. yang dipahami dewasa ini terlalu berlebihan. terlalu gamblang. terlalu sembrono dengan berbagai cara mereka dalam memahami. tidak dengan hati, namun totally with fist and the logic. that's all fuck man. i'm sorry for saying that, tapi benar, memang kebanyakan manusia hanya melihatnya dari sudut pandang enaknya saja. bukan dari berbagai sudut yang lalu menggabungkannya sehingga menjadi satu kesatuan dan menumbuhkan simponi. lalu, apa sih yang membuatnya seperti itu? apa menurut kalian?

pendidikan pak!

pola asuh!

uang!

kerakusan pak!

yak benar! yang terakhir adalah benar. yang tadi tadi hanya manifest dari kerakusan. kerakusan yang membuat manusia bodoh dengan pola-pola pendidikannya. kerakusan manusia yang diturunkan dari keluarga kaya satu ke anak turunannya sehingga kerakusan itu telah mendarah daging. kerakusan yang disebabkan akan apa yang kita sebut uang, yang sebenarnya merupakan salah satu bentuk candu yang menggerogoti kita perlahan. semua itu karena kerakusan. sekali lagi,

KERAKUSAN!